Kebutuhan air secara garis besar adalah jumlah air yang dibutuhkan dasar
atau unit konsumsi air dan kehilangan air serta pertimbangan bagi kebutuhan air
pemadam kebakaran. Adapun syarat-syarat sekaligus prinsip penyediaan air yang
dapat didistribusikan adalah:
a.
Kualitas
Kualitas air yang
didistribusikan harus berada di bawah batas unsur-unsur didalamnya sesuai
dengan standar baku mutu air minum sehingga tidak menimbulkan potensi penyakit.
b.
Kontinuitas
Penyediaan air sifatnya
harus terus-menerus tersedia setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan air setiap saat.
c.
Kuantitas
Jumlah harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Penggunaan air berbeda-beda dari suatu
kota ke kota lain, tergantung dari cuaca, lingkungan, penduduk, industrialisasi,
dan lain-lain. Kebutuhan dasar dan kehilangan air tersebut berfluktuasi dari
waktu ke waktu, dengan skala jam, hari, bulan, dalam kurun waktu satu tahun.
Sedangkan untuk pemadam kebakaran, tidak berfluktuasi karena penggunaannya
hanya secara insidentil.
Penggunaan
air bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Ketersediaan
air.
2.
Pola
dan tingkat kehidupan.
3.
Kebiasaan
hidup penduduk setempat.
4.
Harga
air.
5.
Kualitas
air.
6.
Keadaan
sosial ekonomi setempat.
7.
Faktor
teknis ketersediaan air, seperti:
a.
Fasilitas
distribusi.
b.
Fasilitas
penyambungan limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih.
c.
Kemudahan dalam
mendapatkannya.
Pengaruh iklim dan
beban kerja mempengaruhi penggunaan air oleh manusia. Badan manusia secara
normal memerlukan sekitar 3 – 10 l/orang/hari, yang sebagian besar dari
kebutuhannya diperoleh dari makanan. Penggunaan air antara lain untuk:
a.
Penggunaan Rumah
Tangga
Adalah air yang dipergunakan di tempat-tempat hunian
pribadi, apartemen, dan sebagainya, dipergunakan untuk minum, mandi, penyiraman
tanaman, saniter, dan lain-lain.
b.
Komersial dan Industri
Adalah air yang
dipergunakan oleh badan komersial dan industri.
c.
Umum
Meliputi air yang
dibutuhkan untuk pemakaian di taman-taman umum, bangunan-bangunan pemerintah,
sekolah, Rumah Sakit, gereja, penyiraman jalan, dan lain-lain(Mangkoedihardjo,
1985).
Menurut Linsley(1986) Langkah pertama yang dilakukan dalam merencanakan suatu sistem penyediaan
air adalah memperhitungkan kebutuhan air. Metode-metode yang digunakan untuk
meramalkan jumlah penduduk, antara lain:
1.
Grafis
Metode grafis
tersebut antara lain menggunakan cara sebagai berikut:
a.
Perbandingan
perkembangan di kota lain yang sekarang lebih besar.
b.
Proyeksi geometrik
dari lengkung pertumbuhan yang ada.
c.
Pengembangan grafis
dari lengkung pertumbuhan yang ada.
d.
Proyeksi didasarkan
pada persentase pertumbuhan atau pengurangan yang seragam.
Proyeksi
tentang lengkung pertumbuhan jumlah penduduk di masa lalu dipergunakan untuk
memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang.
2.
Laju Pertambahan yang
Menurun
Laju
pertumbuhan di kota besar menurun bersama dengan meningkatnya ukuran kota itu.
Kenyataan ini, dipergunakan dalam memproyeksikan jumlah penduduk di masa depan.
3 3. Matematis
Berbagai
hubungan matematis dipergunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa depan. Koefisien-koefisien
didapat dari data masa lalu.
4.
Metode Rasio dan
Korelasi
Laju
pertumbuhan jumlah penduduk dari suatu kelompok masyarakat diproyeksikan
berdasarkan anggapan bahwa dapat dihubungkan dengan laju pertumbuhan untuk
wilayah yang lebih besar, misalnya negara bagian.
5.
Komponen
Ramalan
jumlah penduduk didasarkan pada suatu analisis terperinci tentang
komponen-komponen yang mendukung pertumbuhan jumlah penduduk.
6.
Ramalan Lapangan Kerja
Pertumbuhan diperkirakan berdasarkan ramalan tentang
lapangankerja di masa depan.
Kebutuhan air dapat
dibedakan menjadi 2 (Mangkoedihardjo, 1985), yaitu:
1.
Kebutuhan Air
Domestik
2.
Kebutuhan Air Non-
Domestik
Baca Juga :
Comments
Post a Comment