Dasar perencanaan suatu sistem penyaluran air limbah berpedoman pada
kriteria-kriteria yang paling memungkinkan untuk dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi dan situasi setempat.
Dalam perencanaan jaringan penyaluran
air limbah perlu memperhatikan:
1. Jaringan induk mampu melayani seluruh daerah pelayanan.
2. Pengaliran air limbah harus kontinyu dalam waktu relatif singkat.
3. Keamanan saluran harus terjamin dan tidak mencemari lingkungan.
4. Besar saluran sesuai dengan kuantiyas air limbah yang dihasilkan.
5. Pemilihan sistem yang ekonomis.
6. Saluran harus tertutup untuk mencegah kontaminasi.
· Kepadatan penduduk yang ada di wilayah tersebut
· Tata guna lahan
· Daerah yang terendap air
· Perencanaan jalan
· Kepadatan penduduk
· Kepadatan bangunan yang ada
· Ketinggian muka air tanah
· Arah pengaliran sungai serta tinggi maksimum dan minimum
· Jenis tanah
· Tata guna laha
b. Debit Air Limbah
Besarnya debit air limbah yang dihasilkan dapat ditentukan dengan memperhatikan :
1. Sumber air limbah
2. Besarnya pemakaian air bersih.
3. Jenis bahan saluran, cara-cara penyambungan dan banyaknya bahan pelengkap lainnya.
4. Curah hujan, daya serap dan keadaan air tanah.
Hal-hal yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Untuk mencari besarnya debit air limbah domestik dapat digunakan rumus:
- Kondisi air tanah dan fluktuasi muka tanah.
- Celah-celah yang terdapat pada permukaan saluran (manhole) dari bangunan pelengkap saluran.
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Di
mana : Qave inf =
debit rata-rata infiltrasi (L/det)
Finf = faktor infiltrasi ( dari grafik average infiltration allowance)
Luas Area= luas area pelayanan (Ha)
1. Jaringan induk mampu melayani seluruh daerah pelayanan.
2. Pengaliran air limbah harus kontinyu dalam waktu relatif singkat.
3. Keamanan saluran harus terjamin dan tidak mencemari lingkungan.
4. Besar saluran sesuai dengan kuantiyas air limbah yang dihasilkan.
5. Pemilihan sistem yang ekonomis.
6. Saluran harus tertutup untuk mencegah kontaminasi.
Dalam perencanaan air limbah
n ini diperlukan adanya beberapa kriteria sebagai dasar perencanaan. Kriteria
ini perlu ditetapkan untuk mendapatkan suatu perencanaan yang tepat dan
terkondisi pada suatu daerah tertentu. Kriteria dasar perencanaan sistem penyaluran air buangan harus
memperhatikan hal berikut:
a.
Daerah
Pelayanan
Daerah pelayanan Sistem Penyaluran Air Limbah
disesuaikan dengan daerah pelayanan distribusi air bersih dengan tujuan agar
pada daerah yang dilayani juga akan tercapai sarana sanitasi yang baik. Selain itu juga disesuaikan dengan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah:
·
Tinggi rendahnya tanah
sehingga dapat diketahui garis kemiringan wilayah· Kepadatan penduduk yang ada di wilayah tersebut
· Tata guna lahan
Diterapkan
berdasarkan:
·
Jumlah penduduk yang
dilayani pada suatu jalur pipa dan mengikuti pola penjumlahan komulatif dari
hilir saluran.
·
Jumlah
aktifitas bangunan-bangunan domestik.
Pembagian jalur pengumpulan ini juga disesuaikan dengan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi, antara lain:
·
Sungai, rawa, kolam
yang ada
·
Tinggi rendah muka
tanah· Daerah yang terendap air
· Perencanaan jalan
· Kepadatan penduduk
· Kepadatan bangunan yang ada
· Ketinggian muka air tanah
· Arah pengaliran sungai serta tinggi maksimum dan minimum
· Jenis tanah
· Tata guna laha
b. Debit Air Limbah
Besarnya debit air limbah yang dihasilkan dapat ditentukan dengan memperhatikan :
1. Sumber air limbah
2. Besarnya pemakaian air bersih.
3. Jenis bahan saluran, cara-cara penyambungan dan banyaknya bahan pelengkap lainnya.
4. Curah hujan, daya serap dan keadaan air tanah.
Hal-hal yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
a.
Debit Air Limbah Rata-Rata Harian
Dari
hasil perkiraan besarnya debit penggunaan air bersih untuk rumah tangga,
bangunan umum, institusional dan sebagainya, tidak keseluruhannya akan mengalir
sebagai air limbah. Kehilangan ini terjadi karena adanya evaporasi, penyiraman
tanaman, minum, yang besarnya diperkirakan sebesar 15%-40%. Dengan kata lain,
debit air limbah rata-rata harian merupakan jumlah dari debit air limbah
domestik dan debit air limbah non domestik.
Untuk mencari besarnya debit air limbah domestik dapat digunakan rumus:
Qd =
(60%-85%) x q d
Sedangkan untuk mencari besarnya debit air limbah non domestik digunakan rumus:
Qnd =
(60%-85%) x q nd
Sehingga besarnya debit air limbah rata-rata per harinya
adalah :
Qave = Qd + Qnd
Di
mana : Qd = debit air limbah domestik (L/det)
Qnd = debit air limbah non
domestik (L/det)
Qave = debit rata-rata air
limbah per hari (L/det)
q d = kebutuhan air bersih
domestik (L/orang/hari)
q nd = kebutuhan air bersih non
domestik (L/orang/hari)
(Sumber : Metcalf and Eddy, 1981)
b.
Debit Infiltrasi Air Tanah dan Air Hujan
Jika digunakan sistem
terpisah, harus diperhitungkan pula debit air yang masuk ke dalam jalur
perpipaan, yaitu infiltrasi air tanah dan air hujan. Infiltrasi
ini tidak dapat dihindarkan karena hal tersebut disebabkan oleh :
-
Pekerjaan sambungan pipa yang kurang sempurna.
-
Jenis material saluran dan perlengkapan yang dipakai.- Kondisi air tanah dan fluktuasi muka tanah.
- Celah-celah yang terdapat pada permukaan saluran (manhole) dari bangunan pelengkap saluran.
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Qave inf =
( Finf x Luas Area ) /
86400
Finf = faktor infiltrasi ( dari grafik average infiltration allowance)
Luas Area= luas area pelayanan (Ha)
Dari debit rata-rata infiltrasi, didapatkan Q peak infiltration dengan persamaan berikut
Qpeak inf = f peak
inf x Qave inf
Dimana :
Qpeak inf = debit puncak infiltrasi (L/det)
f
peak inf = faktor peak infiltrasi ( dari grafik peak infiltration
allowance)
c.
Fluktuasi Pengaliran
Fluktuasi
air limbah tergantung pada fluktuasi pemakaian air bersih. Pada waktu pemakaian
air bersih memuncak, besarnya debit air limbah pun akan meningkat. Hal
yang sama akan berlaku apabila pemakaian air bersih berada dalam debit minimum.
Fluktuasi air limbah yang perlu diperhitungkan, yaitu :
-
Debit air limbah rata-rata (Qr)
Qr = Qd + Qnd
Di
mana: Qr =
debit air limbah rata-rata (L/det)
Qbd =
debit air limbah domestik (L/det)
Qbnd =
debit air limbah non domestik (L/det)
- Debit air limbah
puncak (Qpeak)
Qpeak = fpeak x Qr
Di mana: Qpeak = debit air limbah
puncak (L/det)
Qr = debit air limbah rata-rata (L/det)
fpeak = faktor puncak
- Debit air limbah
minimum (Qmin)
Qmin = 1/5 x (P/1000)1,2 x Qr
Di mana : Qmin = debit
air limbah minimum (L/det)
Qr = debit air limbah rata-rata (L/det)
P =
penduduk
- Debit air limbah
total (Qtot)
Qtot = Qinf
+ Qpeak
Di mana : Qtot = debit air limbah total
(L/det)
Qinf = debit infiltasi (L/det)
Qpeak = debit air limbah puncak (L/det)
Perhitungan fluktuasi aliran ini penting dan berpengaruh cukup besar pada
sistem penyaluran air limbah, diantaranya adalah :
-
Kemungkinan terjadinya pengendapan dalam saluran bila
kecepatan alirannya terlalu lambat.
-
Akibat pengendapan tersebut menyebabkan terjadinya proses
pembusukan air limbah.
-
Diperlukan penggelontoran bila kecepatan minimum tidak
dapat lagi dicapai, sehingga air limbah akan mengendap.
a. Kecepatan
Aliran
Kecepatan pengaliran
dalam sistem penyaluran air limbah harus berada dalam batasan – batasan
kecepatan tertentu, sebagai berikut :
1.
Kecepatan Minimum
Kecepatan ini
didasarkan pada kemampuan pengaliran untuk memberikan daya pembilasan sendiri
saluran tersebut terhadap endapan-endapan. Kecepatan minimum yang biasa
digunakan dalam perencanaan penyaluran air limbah adalah 0,6 m/dt. Disamping itu juga terdapat kecepatan
minimum menurut kebutuhannya, misalnya :
-
Untuk mencegah terjadinya endapan organik maka digunakan
kecepatan minimum 0,3 m/dt.
-
Untuk mencegah pengendapan partikel mineral seperti pasir
dan kerikil digunakan kecepatan minimum 0,75 m/dt.
-
Untuk saluran air limbah yang tertekan dimana pembersihan
adalah sulit dilaksanakan digunakan kecepatan minimum yang digunakan adalah 1,0
m/dt. Salah satu contoh saluran air limbah yang tertekan adalah Inverted Syphon.
2.
Kecepatan Maksimum
Kecepatan ini
didasarkan pada kemampuan saluran terhadap adanya kemungkinan gerusan-gerusan
yang terjadi oleh aliran yang mengandung partikel kasar. Agar tidak terjadi
penggerusan, maka kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 2,5 -
3,0 m/dt. Meskipun harus diingat pula bahwa penggerusan bisa disebabkan karena
proses alam.
e.
Kedalaman Aliran dalam Saluran
Kedalaman
air minimum saluran adalah 50 mm pada saat QMinimum. Tinggi renang
minimum 50 mm merupakan hasil dari penelitian yang memperhitungkan bahwa pada
kedalaman tersebut bahan limbah padat terendam seluruhnya sehingga dalam jarak
beberapa meter semuanya dapat hancur dengan segera.
f.
Kemiringan Saluran Penanaman Pipa
Untuk kondisi medan yang relatif datar,
dibutuhkan penanaman jaringan pipa dengan kemiringan minimal yang dapat
memberikan kecepatan pengaliran dengan daya pembilasan sendiri dengan nilai
kekasaran Manning, n = 0,013 dan n =
0,015. Berikut ini diberikan Tabel 1 Slope minimum berdasarkan diameter pipa.
Slope Minimum Berdasarkan
Diameter Pipa
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan Chemical yang tepat kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
ReplyDeleteSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Oconcbraccastgo Eric Spier Download crack
ReplyDeletemihostobit
Ylireque_za Rene Manison Avast Cleanup
ReplyDeletePDF-XChange Editor Plus/Pro 9.3.361.0
VMware Workstation
Windows 10 Professional VL 20H2 01.2021 (x64/x86)
crananroeri
terimakasih atas informasinya sangat membantu saya mengetahui cara pengolahan limbah
ReplyDelete