Skip to main content

Hal-hal yan perlu diperhatikan dalam desain pipa SPAM

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  perencanaan SPAM ini antara lain kecepatan aliran, sisa tekanan, kehilangan tekanan, dan perhitungan dimensi pipa.

1. Kecepatan Aliran
Nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diijinkan adalah sebesar 0,3 – 2,5 m/det pada debit jam puncak. Kecepatan yang terlalu kecil menyebabkan endapan yang ada dalam pipa tidak dapat terdorong sehingga dapat menyumbat aliran pada pipa. Selain itu juga merupakan pemborosan biaya, karena diameter pipa yang digunakan besar. Sedangkan kecepatan yang terlalu besar dapat mengakibatkan pipa cepat aus dan mempunyai headloss yang tinggi, sehingga pembuatan elevated reservoir meningkat. Untuk menentukan kecepatan aliran dalam pipa, dapat digunakan rumus :

dimana :
Q  =  debit aliran  (m3/det)
V  =   kecepatan aliran  (m/det)
D  =  diameter pipa  (m)

2. Sisa Tekanan
Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik jaringan pipa induk yang direncanakan adalah sebesar 10 meter kolom air. Hal ini dimaksudkan agar air dapat sampai di konsumen dengan tekanan yang cukup. Untuk mendapatkan tekanan minimum ini dapat dengan cara antara lain dengan menaikkan elevated reservoir, mengatur nilai kecepatan aliran dalam pipa serta headloss total.

3. Kehilangan Tekanan
Kehilangan tekanan air dalam pipa (Hf) terjadi akibat adanya friksi antara fluida dengan fluida dan antara fluida dengan permukaan dalam pipa yang dilaluinya. Kehilanan tekanan maksimum 10 m/km panjang pipa. Kehilangan tekanan ada dua macam, yaitu:

a. Mayor Losses
Mayor Losses adalah  kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus, dapat dihitung dengan persamaan Hanzen-william:


dimana :
Hf        =  mayor losses sepanjang pipa lurus (m)
L          =  panjang pipa (m)
Q         =  debit aliran  (L/det)
D         =  diameter pipa  (cm)
C         =  koefisien Henzen-William (tergantung jenis pipa)

b. Minor Losses
Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran, misalnya pada belokan, valve, dan aseksoris lainnya.Persamaan yang digunakan :

dimana :
Hfm   =  minor losses (m)
K      = konstanta konstraksi (sudah tertentu) untuk setiap jenis peralatan pipa    berdasarkan diameternya.
V      =  kecepatan aliran (m/det)

Pengaturan kehilangan tekanan aliran dapat diusahakan dengan pemilihan diameter. Untuk mengetahui tekanan dan kecepatan aliran yang ada dalam pipa, selain besarnya debit aliran dan panjang pipa, diperlukan juga penentuan elevasi tanah pada titik-titik tertentu (node) dari daerah pelayanan.

4. Perhitungan Dimensi Pipa
Metoda perhitungan dimensi pipa dapat dibedakn menjadi dua macam, yaitu secara manual dan dengan menggunakan program komputer. Penggunaan metoda secara manual yaitu dengan menggunakan persamaan Hardy-Cross, sedang dengan menggunakan program komputer digunakan program Epanet.

a. Hardy-Cross
Langkah-langkah perhitungan analisa jaringan pipa induk secara manual sebagai berikut.
1.      Mengasumsikan kecepatan aliran (min 0.3) dan debit yang mengalir
2.      Mencari diameter pipa dengan menggunakan persamaan kontinuitas
Dimana:
Q = Debit (m3/s)
A = Luas penampang pipa (m2)
V = Kecepatan aliran (m2/s)
3.      Menghitung head loss dengan persamaan Hazen Williams
Dimana
 L   =  Panjang pipa (m)
Q   =  Debit (L/detik)
C   =  koefisien kekasaran pipa
D   =  Diameter pipa (cm)
Hf  =  Head loss (m)
4.   Menghitung Hf/Q untuk mencari delta Q
Dimana :   
            Hf        = Headloss (m)
            DQ       = Selisih debit (L/detik)
5.      Jika belum mendekati 0, maka Q harus dikoreksi dengan rumus :

6.      Melakukan trial beberapa kali hingga delta Q mendekati 0


b. Program Epanet
Program Epanet adalah  perhitungan dimensi menggunakan komputer, program yang digunakan pada perencanaan ini adalah Epanet2. Program ini dipilih karena murah (merupakan software gratis) dan cukup mudah untuk digunakan. Berikut cara penggunaannya.
a.         Buka program Epanet2
b.      Setelah muncul tampilan program Epanet2, yang pertama kali dilakukan adalah mengeset dimension dan default-nya sesuai satuan dan persamaan yang kita gunakan.
Langkah membuka dimension adalah  klik view pada toolbar, pilih dimension Selanjutnya akan muncul tampilan seperti Gambar 1. Pilihlah map units dalam meter. Ini menunjukkan satuan yang dipakai nanti adalah dalam meter.

Gambar 1

Cara yang sama pada toolbar – Project – default  , akan muncul tampilan (Gambar 2) untuk mengatur mengenai pipa, satuan aliran yang digunakan digunakan, dan lain-lain yang perlu untuk diperhatikan.
Gambar 2

c.    Memasukkan peta daerah perencanaan melalui perintah backdrop, kemudian memilih peta yang akan dimasukkan (Gambar 3)
Gambar 3

d.  Membuat loop jaringan pipa distribusi dengan memasang node, reservoir/pompa, pipa, serta aksesoris lain yang diperlukan pada peta.           
e.  Membuka property masing-masing node, pipa dan reservoir dengan meng-kliknya dua kali . Memasukkan data-data mengenai node, pipa, dan reservoir:
·   Untuk node perlu diisi data mengenai elevasi dan kebutuhan air
·   Untuk pipa perlu diisi data mengenai panjang dan asumsi diameter
·  Untuk reservoir perlu diisi data mengenai total head (elevasi+ketinggian reservoir)
f.      Setelah semua diisi, menjalankan program (run), bila sistemnya benar dan air dapat mengalir, maka run akan sukses. Akan tetapi tidak semudah itu, karena air yang mengalir harus memenuhi kriteria yaitu dengan velocity minimal 0,3 dan pressure minimal 10 m
g.          Apabila masih belum sesuai, maka mengubah diameter pipa atau ketinggian dari resevoir hingga dapat memenuhi kriteria.
h.      Untuk menampilkan nilai dari pressure, velocity, base demand, Diameter, panjang pipa, elevasi di layar, dapat di klik kanan, pilih option, pilih notation, dan klik node value dan links value. Kemudian klik pada data atau map dan me-klik apa yang diinginkan
i.       Jika menginginkan data berupa tabel, klik pada report, pilih table, pilih network table links atau network table nodes, kemudian pilih apa yang anda ingin masukkan dalam tabel.


Perhatian :

Bila pada data yang diperoleh terdapat pressure negatif dan ada juga yang velocitynya kurang dari 0,3 m/det maka perlu diperbaiki. Kita dapat mengecek pada tiap node dan pipa yang perlu perubahan khususnya untuk elevasi dan debit tapping (pada node) dan diameter & panjang (untuk pipa) tanpa merubah semua data inputnya kemudian data di RUN-kan dan lihat kembali pada TABLE.

Baca Juga:

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Perpipaan Distribusi Air Minum

Berdasarkan Teori dan Konsep Sistem Penyaluran Air, anonymous (2010), pada umumnya, macam-macam pipa yang ada dan digunakan dalam perencanaan sistem distribusi air minum adalah sebagai berikut : a.        Pipa Primer atau Pipa Induk ( Supply Main Pipe ) Pipa ini merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum dari instalasi pengolahan atau reservoir distribusi ke suatu daerah pelayanan. Pipa primer ini memiliki diameter yang relatif besar.

Langkah Perencanaan Saluran Air Limbah

Dasar perencanaan suatu sistem penyaluran air limbah berpedoman pada kriteria-kriteria yang paling memungkinkan untuk dapat diterapkan sesuai dengan kondisi dan situasi setempat. Dalam perencanaan jaringan penyaluran air limbah perlu memperhatikan: 1.       Jaringan induk mampu melayani seluruh daerah pelayanan. 2.       Pengaliran air limbah harus kontinyu dalam waktu relatif singkat. 3.       Keamanan saluran harus terjamin dan tidak mencemari lingkungan. 4.       Besar saluran sesuai dengan kuantiyas air limbah yang dihasilkan. 5.       Pemilihan sistem yang ekonomis. 6.       Saluran harus tertutup untuk mencegah kontaminasi.   Dalam perencanaan air limbah n ini diperlukan adanya beberapa kriteria sebagai dasar perencanaan. Kriteria ini perlu ditetapkan untuk mendapatkan suatu perencanaan yang tepa...

Perlengkapan Pipa yang Perlu Diketahui Dalam Desain SPAM

Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem distribusi air minum yaitu : 1.       Gate Valve Mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate valve dapat menutup suplai air bila diinginkan dan membagi lainnya didalam jaringan distribusi. Gate valve diletakkan pada : ¨       Setiap titik persilangan atau cabang pipa (2 buah gate valve untuk tee dan 3 buah gate valve untuk cross). ¨       Sistem pengurasan (sebagai blow off valve ). ¨       Pipa tekan setelah pompa dan check valve (untuk melindungi pompa terhadap back flow).